17 Desember, 2008

Perubahan Kontes pemilihan Miss World 2008

Saya tadi habis nonton Miss World. Saya bangga sekali , Melihat salah satu dari putri Indonesia ,juga ikut termasuk dalam salah satu dari Miss World, yang tentu saja mewakili seluruh wanita se Indonesia. Saya sempat meneteskan air mata, karena sangat terharu, walaupun Miss Indonesia tidak ikut dalam dalam babak finalist.

Sejenak saat aku melihat Miss Indonesia, benak saya teringat kepada sebagian wanita-wanita Indonesia yang masih tersiksa menderita. Seperti apa yang aku lihat pada tkw-tkw Indonesia di Saudi Arabia, yang mengalami beberapa kejadian-kejadian yang sebelumnya mereka belum pernah mengalaminya.
Yang sangat saya sedihkan di sini adalah:
1. Para lelaki Indonesia. Yang mana mereka tidak memeliki tanggung jawab penuh sebagai lelaki , hingga mereka membiarkan istri-istri mereka mencari nafkah di Luar Negeri, untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
2.PTJ TKI. Yang mana mereka tidak mendidik cukup para TKI dengan skil Pembantu Rumah tangga.Yang akhirnya sekarang ini , menjadi sebab masalah TKI .Saya baca di Koran, 90% TKW di Saudi mengalami masalah.Kebanyakannya mengalami tidak tergaji.Ini apa sebabnya?
Dalam penelitian saya, sang Majikan membeli per orang sebanyak 6000 real, sekitar kurang lebih 1500 $ AS, kurang lebih 15.000.000 Rp.
Dengan membeli sebanyak 6000 real, ini tentu saja ,sang majikan ,mengharapkan pembantu yang datang, sudah profesional. Yang tidak usah membelajari lagi. Tapi apa yang mereka dapatkan terkadang? mereka mendapatkan pembantu yang tidak bisa ini ,dan tidak bisa itu.Disinilah emosi majikan akhirnya lari ke sang pembantu, hingga males untuk menggaji sang pembantu.
2. Pemerintah Indonesia. Seharusnya pemerintah Indonesia mengeksport TKI Indonesia itu, yang punya profesi kelas atas. Yang sudah Doctor ,Profesor dan para pakar-pakar pembisnis kelas atas.Yang bisa dengan mudah menggaruk modal dari Luar Negeri , kemudian di tanamkan di Indonesia untuk membangun lapangan kerja.Ini solusi yang tepat untuk menanggulangi kemiskinan di Indonesia. Pemerintah harus mempunyai semboyan bahwa: harga diri rakyat adalah harga diri negara juga.Kalau harga diri rakyat Indonesia rendah , tentu saja harga negara Indonesia juga rendah.

Kembali ke Miss world.
Pemilihan Miss World 2008 di menangkan oleh ; second run up di menangkan Miss Trinidad, first run up oleh Miss India , dan Miss 2008 jatuh pada Miss Russia.
Juga saya lihat ada kemajuan dalam program penilaian, yaitu tanpa memakai bekini di panggung. Ini sangat bagus sekali, jadi para penonton akan memandang miss-miss dengan keagungan, bukan dengan syahwat.Mudah-mudahan lama-lama nanti ,memakai gaunnya juga sebelah atas tertutup rapi, ini akan membuat lebih terlihat dengan keanggunan mereka.

6 komentar:

Shanty Mahanani mengatakan...

Mbak Aisha benar..!
Mudah-mudahan ajang peningkatan kualitas "mami" nanti bukan sekedar exploitasi tubuh perempuan, tapi juga mampu jadi tuas kemajuan bagi negara kita..!Slam kenal...!

Anonim mengatakan...

Salam kenal juga Shanty, thanks pendapatnya.

~Srex~ mengatakan...

Apakah di Arab Saudi masih ada istilah/paham/budaya budak (perbudakan)? Kalo iya, berarti para majikan menguasai sepenuhnya tubuh dan jiwa Tkw yg di miliki?

Usul gimana kalo diadakan acara miss TKW world? Untuk mengangkat harkat n martabat para TkW....ntar mbak boleh jd juri nya,..

Anonim mengatakan...

@ srex aswinto

TKW kalau sudah masuk dalam rumah majikan, ini,mau tidak mau harus mengikuti adat istidat, tata cara rumah majikan.Untuk membangun komunikasi yang akrab antara majikan dengan pembantu.namun kejadiannya kebanyakan sebaliknya.
Kontes Miss TKW atau Miss Imigran ini masuk akal juga.Sudah ada beberapa negara yang mengadakan Miss Imigran salah contohnya di Lebanon.

~Srex~ mengatakan...

Kalo lebanon bisa, kenapa negara lain gak bisa? Btw lepas dari sejarah lebanon, mungkin jg turki n aljazair yg memang dekat
Dg sejarah eropa, saya salut...o ya, mungkin problem utama buruknya nasib tkw2 kita adalah rendahnya tingkat intelektualitas, kemiskinan, kurangnya ketrampilan.,sehingga mereka hanya bisa mengisi lowongan kerja di sektor2 informal, bukan yg profesional, sehingga tidak ada/kurang ada nya payung UU dan kode etik yg melindunginya...kalo cuma berlindung dibalik 'humanisme universal' saja, kayaknya kurang.,butuh yg lebih, yang kongkrit...

Eh suka minum kopi nggak mbak? Ada kopi "kapal api" di situ?

Anonim mengatakan...

Iya, anda benar sekali, problem utamanya adalah kurangnya skill untuk bidang tersebut!

Di toko atau supermarket Indonesia ada. Tapi saya biasa pakai Nescafe, mudah dan praktis.