02 Juli, 2010

Budaya dan Moralitas

Moralitas adalah tindakan atau sikap atau prilaku seseorang yang mempunyai nilai positif.Tentu saja menurut pandangan individu atau penilaian individu yang berlaku dalam lingkungan masyarakat.
Di setiap negara,suku,provensi bahkan disetiap daerah memiliki budaya berbeda.Dalam budaya tersebut mempunyai pesan-pesan moral yang berbeda pula.

Apa yang di anggap benar oleh satu budaya belum tentu di anggap benar oleh budaya lain.Atau apa yang di anggap tidak benar oleh satu budaya justru,akan di anggap benar oleh budaya lain.Dan ketika kita berada dalam lingkungan budaya tertentu,dengan sendirinya kita akan mengikuti budaya tersebut.Indonesia sendiri telah mengadopsi budaya dari berbagai negara.Lantaran banyak yang studi atau imigrasi atau bekerja ke Luar Negeri.

Saya sendiri telah mengikuti budaya Arab Saudi.Walaupun belum sepenuhnya.Kadang hanya karena keterpaksaan.Misalnya memakai cadar.Saya tidak begitu suka kalau memakai cadar.Karena tidak bisa lihat bebas atau tidak bisa jalan,perasaan ribet sekali.Hanya di tempat tertentu saja saya memakainya.

Kenapa budaya Arab Saudi,menganjurkan tiap wanita memakai cadar atau tutup muka.Karena pesan moral dalam budaya tersebut;wanita lebih bagus menutup penuh auratnya agar tidak mengundang kejahilan laki-laki dan lain sebagainya.Walaupun justru kejahilan laki-laki termarak.Bagaimana dengan tanggapan budaya Eropa,tentang budaya Saudi Arabia?Tentu saja tidak membenarkan.Karena orang eropa telanjangpun tidak ada laki-laki yang menggangu.Karena mata laki-laki sudah kenyang dengan pemandangan perempuan.

Jadi,yang terpenting adalah bagaimana diri kita menyikapi dunia yang beragam budaya atau berbeda budaya ini dengan bijaksana.Yang baik,kita ikutin yang jelek kita tinggal.Begitu menurut saya.


Ambilah suatu tindakan yang di anggap jahat;pembunuhan yang di sengaja misalnya.Perhatikan segala sesuatunya dengan teliti dan katakan apabila dapat kamu peroleh fakta,atau keadaan nyata,dari apa yang di sebut kejahatan.Kamu tak akan dapat menemukannya,sampai saat ketika kamu membalikkan refleksimu ke dalam dirimu sendiri,dan menemukan suatu perasaan ketidaksenangan,yang muncul dalam dirimu,terhadap tindakan itu.Itulah fakta yang sesungguhnya;tetapi hanyalah objek perasaan,bukan pikiran.
David Hume A Treatise of Human Nature (1740)

Artikel ini ngikut kumpulan artikel budaya dan moralitas oleh Trimatra,tapi maaf terlambat..habisnya lupa he-he.Yang jelas saya dah ngikut ah..

18 komentar:

Zippy mengatakan...

Kalo soal moral, haduh..saya masih jauh dari kata bagus.
Moral saya mash acak2'an mbak, ehhehe...
Oh..ia, kalo soal cadar.
Kembali ke hati sih :D
Kalo emang gak srek, ya gak usah.
Jangan hanya mau ikut2'an, seperti orang yang pake jilbab tapi hatinya kotor :D
Pasti mbak pernah kan menemukan hal seperti itu? :)

non inge mengatakan...

yang baik diikuti
yang jelek ditinggalkan
setujuuuu ^^

nYach's and Company mengatakan...

YANG GAK BOLEH ADALAH SEKEDAR IKUT-IKUTAN YA,

maaf izin artikel ini saya share di facebook.

Sientrue mengatakan...

Bener apa kata mba.
Yang baik di ikutin dan yang buruk di tinggalin. Tapi itu bagi kita yang tau baik dan buruk tp coba kalau pada anak kecil. Apa dia tau baik buruknya perbuatan, sikap atau apa pun yang berhubungan dengan moral. Tidak. Dia masih polos.
Justru aku pingin tv-tv itu membatasi tayangan yang bisa merusak aklak anak bangsa.

Ali Masadi mengatakan...

di indonesia klo ada yg pake cadar malah kerasa aneh... walaupun mayoritas muslim ... apa lagi sekarang musim teroris.. klo pake cadar malah disangka istri teroris..

Ali Masadi mengatakan...

di indonesia klo ada yg pake cadar malah kerasa aneh... walaupun mayoritas muslim ... apa lagi sekarang musim teroris.. klo pake cadar malah disangka istri teroris..

Unknown mengatakan...

hai, sis...apa kabar..baru pulang nih jadi baru sempet bw

Aulawi Ahmad mengatakan...

setuju yg baik diikuti n yg jelek ditinggalkan :) tapi soal budaya harus hati2 membedakannya dgn aturan agama, soal jilbab n cadar itu adalah anjuran agama bukan budaya, so org barat tidak setuju karena tidak seagama :)

Isti mengatakan...

ini tulisan ke-5 yang saya baca tentang budaya dan moralitas. Semoga berkesinambungan ya...

elok langita mengatakan...

moralitas yang tidak membudaya, inilah indonesia..

ekopras mengatakan...

budaya yang bermoral perlu diikuti dan dijunjung tinggi. tinggal tolak ukur dan kacamata moralnya...harus dibenahi juga

MONOKROM mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
MONOKROM mengatakan...

Ya benar, kita harus bisa jadi filter apa yang baik dan tidak bagi diri kita sendiri. Kalau kita tidak bisa menjadi filter yang baik bagi diri kita sendiri, bagaimana kita bisa menjadi filter yang baik untuk anak-anak kita nantinya, yang hasil akhirnya adalah kita dapat mendidik anak-anak kita untuk menjadi filter yang baik bagi diri mereka.

catatan kecilku mengatakan...

Memang banyak hal baik yang dapat kita ambil dari berbagai orang/peristiwa... yg dapat kita manfaatkan utk membuat diri kita menjadi lebih baik.
Adapun yg buruk... lebih baik kita tinggalkan saja.

the others.. mengatakan...

Ternyata ikutan postingan kolaborasi juga ya mbak..?

NURA mengatakan...

salam sobat
kalau ikutan baik sih ngga apa2 ya mba,,
yg ngga baik ngga usah diikuti.

TRIMATRA mengatakan...

Postingan ini ternyata belum ku backlink. Oke deh,makasi dah di ingatkan, mudahan2 bisa secepatnya ol biar bisa updet backlinknya.
Thanks banget dah jd kontributor, tgl 1 agust jangan mpe telat lg ya mbak, hehe..

Elsa mengatakan...

setuju sama simpulan akhirnya
baik diambil
jelek dibuang.