04 Juli, 2010

Pengkhianatan Mustafa Kemal Ataturk Terhadap Islam Part II

 Lanjutan sejarah pengkhianatan Mustafa Kemal Ataturk.Mustafa Kemal  lahir pada tahun 1881 di sebuah kawasan  miskin di Salonika,Turki.Saat mahasiswa Kemal bergabung dengan perkumpulan nasionalis yang fanatik.Kelompok ini tak jemu-jemunya menyalahkan Islam yang di anggap sebagai penyebab keterbelakangan Turki dan terus-menerus menyebarkan kebencian terhadap syariat yang di anggap kolot,serta menjadikan ajaran-ajaran sufi menjadi bahan tertawaan.


Kemal menyatakan keinginannya untuk membangun Turki yang di hormati oleh negara-negara lain di dunia.Ia pernah menyatakan,"saya adalah Turki!Menghancurkan saya sama artinya dengan menghancurkan Turki!"


Setelah berkuasa,Kemal menyatakan dengan tegas bahwa ia akan menghancurkan seluruh puing Islam dalam kehidupan bangsa Turki.Hanya dengan mengeliminasi segala sesuatu yang berbau Islam,Turki bisa memperoleh kemajuan menjadi bangsa yang modern.Kemal juga menyerang Islam dengan ungkapannya"selama lima ratus tahun,hukum dan teori-teori ulama Arab serta tafsir para pemalas dan tiada guna telah menentukan hukum perdata dan pidana Turki.Tidak ada itu wahyu Tuhan!Islam hanyalah rantai yang di gunakan para ulama dan penguasa tiran untuk membelenggu rakyat.penguasa membutuhkan agama adalah orang yang lemah.Orang yang lemah tidak boleh berkuasa!"


Kala berkuasa,Mustafa Kemal menjadi dictator absolute.Seluruh suku Kurdi di Turki di binasakan dengan cara yang bengis,desa-desa di bakar,ternak dan hasil panen di hancurkan,perempuan dan anak-anak di perkosa dan di bantai.Rakyat Turki pun harus menerima reformasi anti-Islam,seperti larangan mengenakan fez/tarbus (kopiah Turki) dan sorban.Rakyat Turki di wajibkan mengenakan busana Eropa,wajib menggunakan aksara latin,kalender Masehi,dan menjadikan hari ahad sebagai hari libur.Akibat itu jutaan rakyat Turki,terutama di desa-desa dan kota-kota kecil mengutuk Mustafa Kemal.


Tanggal 29 Oktober 1923 menjadi hari bersejarah untuk umat islam di seluruh dunia.Hari itu rencana awal Mustafa Kemal Atarturk mendapatkan hasilnya.Ia berdiri di atas podium dan mulai menyampaikan pidatonya."Anda telah menugaskan saya untuk menyelamatkan keadaan di saat yang kritis ini.Namun,krisis ini bukan akibat perbuatan Anda.Sumber dari krisis ini bukanlah suatu perkara yang sederhana,namun kesalahan mendasar dalam sistem pemerintahan kita.Majelis Nasional melaksanakan fungsi sebagai lembaga legislatif sekaligus lembaga ekskutif.Setiap anggota Majelis Nasional masih harus ikut campur dalam tiap pengambilan keputusan pemerintah dan turut mengatur departemen-departemen pemerintahan dan keputusan para menteri.Tuan-tuan!Tidak seorang menteri yang dapat melaksanakan tanggung jawabnya dan menerima kedudukannnya dalam kondisi seperti itu.Anda harus menyadari bahwa pemerintahan yang di bangun dengan landasan seperti itu tidak akan berdiri tegak,dan kalaupun tegak,it suatu pemerintahan yang kacau.Kita harus mengubah keadaan ini.Oleh sebab itu saya telah memutuskan bahwa Turki harus menjadi sebuah republik dengan seorang presiden terpilih".


Pidato itupun menyudahi Khilafah Islam yang memang sudah runtuh sejak tergulingnya Sultan Abdul Hamid II.Pidato itu hanya sebagai sebuah buldozer yang menyapu bersih puing-puing Khilafah yang telah hancur.Mustafa Kemal Ataturk menyempurnakan penutupan buku dengan di pilihnya ia sebagai presiden Turki dan pengkhianatan besar dalam sejarah Islam.

16 komentar:

Justmeilani mengatakan...

nice post smoga bermanfaat y sis,...

elok langita mengatakan...

elok nambah ilmu berkunjung ke blog ini..
:D

Rubiyant|Photo mengatakan...

Keren artikelnya, ilmu baru di pagi hari ....

MONOKROM mengatakan...

cerita yang menambah pengalaman dan ilmu.

BaS mengatakan...

informasi yang berharga. Ditunggu kelanjutannya ya?

Aulawi Ahmad mengatakan...

tq infona sist, met wiken ya :)

Unknown mengatakan...

wah, serasa belajar sejarah nih

Anonim mengatakan...

Sebetulnya banyak pengajaran dari kesah Kamal Ataturk ini. Setiap amal yang baik di dunia pastinya jika di terima Tuhan bakal menjadi amal jariah di hari kemudian buat kita nanti. Namun jika sebaliknya yang kita tinggalkan tentunya sengsara bakal kita tempuhi setiap kali tinggalan kita itu memberi kesan pada yang masih hidup. Mungkin untuk penulis samada di media elektronik, buku-buku dan web juga harus mengambil ikhtibar agar tulisan terutamanya melibatkan ajaran ugama tidak diambil ringan sewaktu menulisnya, jika salah menyampaiannya, pasti salah pula fahaman mereka yang membacanya.

Terima kasih Aisah, tulisan di posting ini telah menjadi sebab untuk saya terfikir untuk lebih berhati-hati. :)

neng rara mengatakan...

assalamualaikum...
kabar baik sis,..
tulisan menarik, saya baru tahu persis sejarah ini.
salam

Zippy mengatakan...

Mampir ni mbak disiang hari.
Mau komen tapi gak paham sama yang ginian :D

http://abebedorespgondufo.blogs.sapo.pt/ mengatakan...

Very good.

rizal mengatakan...

semakin menabanh pengetahuan sejarah saya sis...

maaf baru mampir

Yohan Wibisono mengatakan...

Artikel yang menarik sekali, semoga sukses selalu..thx,slm kenal

ra kun mengatakan...

sejarah sejarah sejarah :)
jadi tau deh :)

Amdhas mengatakan...

terima kasih, jadi nambah pengetahuan lagi nih

Elsa mengatakan...

hhm....
ternyata si kemal nih sebegitu parahnya yaa...