05 Juli, 2008

Tuta dan Pusy

Tuta,tuta adalah nama kucing pertamaku.Aku temukan dari sudut rumahku. Ia kucing liar, pertama aku melihatnya sangat mungil, lucu ,warnanya menarik, matanya biru lagi.Meskipun waktu itu susah banget menangkapnya.Kalau di dekati, langsung siap terkam dia.Pekhhhh! pekhhh! gitu bunyinya.Namun lama lama aku bisa juga menangkapnya. Kemudian aku pelihara sampai jinak dan menjadi teman setiaku di rumah.

Suatu hari aku ada party.Aku kenalkan tuta ke teman2. Tahu-tahu temanku tidak ada yang suka.Ih ih! itu kan kucing liar ! ada virusnya ! keluarkan keluarkan! komentar teman-teman. Aku jadi malu banget , mendengar komentar mereka. Kemudian aku nekad, habis party aku langsung pergi ketempat jual beli binatang piaraan. Pas kebetulan banget ada datang kucing baru.Kucing Persia, cantik sekali baru umur 4 minggu warna salju, sayangnya aku belum sempat memotretnya. Ini kucing masih terlalu kecil , masih butuh air susu ibunya, anda bisa membelinya sekarang, tapi jangan di bawa pulang dulu, kata penjualnya.Tidak apa apa pak, aku bisa merawatnya ! kataku tanpa menghiraukan kata-kata pak penjual.Sampai di rumah, seluruh isi rumah menyanjungku, kata mereka,aku pandai memilih kucing.lalu aku beri nama pusy. Kemudian aku keluarkan begitu aja tuta dari rumah ketempat ia semula tanpa rasa kasihan sedikitpun. Oh my God,I felt really bad person! Terus kemudian aku undang teman-teman untuk merayakan hari kemunculan pusy.Wow! ini baru kucing... kata mereka sambil bergantian menimang nimang dan menciumi sipusy.

Lalu tuta aku keluarkan dari rumah begitu saja.Namun masih tetap aku kasih makan dan minum secukupnya.Heran aku sudah tidak sedikitpun manaruk rasa sayang kepadanya lagi.Tapi,masih teringat ketika ia memandangku, seakan-akan matanya mengandung beberapa pertanyaan dan sedih.

Selang 2 minggu,pas aku pulang dari kerja,lupa bawa koran dari mobil.Buru-buru aku pergi mengambilnya,tanpa menutup pintu rumah yang barusan aku buka.Di rumah sepi lagi,tidak ada seorangpun. Begitu sampai rumah, aku dengar suara tuta dan pusy lagi bertengkar .Aku sempat melihat tuta memukul pusy 2 kali. Aku marah sekali sama tuta.Langsung aku pukul tuta dengan koran yang ada di tanganku berkali-kali sambil aku usir keluar dari rumah.Kelihatannya pusy ketakutan sekali,lalu aku ambil, aku taruk di atas meja makan sambil aku belai -belai. Selang beberapa menit pusy sudah normal kembali .Di saat itu muncul dalam benakku ingin mengambil koran yang aku taruk tidak jauh dari meja makan. Baru beberapa langkah aku jalan,bhak! Ya Allah pusy jatuh dari meja. Langsung aku bawa ke docter hewan. Sampai 5 kali pusy dalam perawatan dokter.

Namun apa daya, semua sudah kehendak Allah ,pusy meninggal :(. Aku hanya bisa memelikinya untuk beberapa hari saja.Bersamaan dengan meninggalnya pusy datang satpam , ada kucing masuk dalam kolam renang, mati! katanya. Aku buru-buru melihatnya ya Allah, ternyata tuta. Betapa sedih sekali hatiku waktu itu. Aku kehilangan kucingku kedua duanya. Tuta yang selama ini menjadi teman bermain dan bercanda telah tiada juga. Baru terasa betapa aku merasa kehilangan setelah kepergiannya.Belum hilang rasa sesalku sampai sekarang. Meskipun aku sudah berkali -kali mendapatkan ganti mereka, namun kenangan-kenangan 2 kucingku yang penuh sejarah ini, tidak pernah kulupakan.

Tragedi nyata.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

mas mbok background ma tulisannya itu jangan ngeblend kayak gitu.. gak enak banget dimata. apalagi dibaca. cuma saran

Anonim mengatakan...

@ suluh

Thanks sarannya mas Suluh

buwel mengatakan...

turut berduka cita untuk tuta dan pussynya mbak....ikutan sedih neh....hiks...

Dream Competition mengatakan...

@buwel
Thanks bro..baru lihat.