11 Februari, 2009

Ada Apakah di Balik Tragedi Kebakaran di Australia?






Setelah melalap 75 korban ,dan menghanguskan 2.500 rumah di tahun 1983, kini api itu beraksi lagi di Australia.Yang di duka awalnya api sepele, yang di terbangkan oleh angin yang kemudian merambat ke seluruh daerah pedesaan tenggara Australia.Terakhir minggu ini korban kematian mencapai 181 orang, 500 luka-luka,1000 rumah hangus .

Adakah sesuatu di balik tragedi ini? Percaya nggak? bahwa do'a orang marah/sakit hati itu bisa terkabul?
Mungkinkah demo do'a amarah rakyat tentang kematian Hambali dan kawan-kawannya terkabul? Sekedar menduga.

Ada beberapa kisah nyata yang aku ketahui:

Ibu Irma mempunyai seorang anak laki-laki. Dan satu-satunya. Karena begitu sayangnya anaknya ini di belikan sepeda motor.Setelah punya motor anak ini jarang di rumah , bahkan hampir tidak tinggal di rumah.Suatu hari ibu Irma jatuh sakit, dan minta tolong sama tetangga untuk memanggil anaknya.Namun anak ini tidak menghiraukan kata tetangga itu dengan cueknya ia berkata "alah ibu emang manja!diemkan aja, nanti juga sembuh sendiri!.Pulanglah tetangga itu kemudian menceritakan apa yang di katakan anaknya kepada ibu Irma.Dengan nada marah dan jengkel "tanpa sadar" ibu Irma berkata "anak durhaka ama orang tua! ketabrak baru tahu rasa!.
Selang dua hari anak ibu Irma sudah terkapar di Rumah Sakit. Motornya terjungkal hancur.
Sedihlah ibu Irma, sudah dia sendiri sakit, di tambah anaknya antara mati dan hidup juga kehilangan sepeda motor.

Kisah ibu Rani;
Panggil saja Ibu Rani hidup bertetanggaan dengan ibu Dewi. Mereka hidup rukun saling menolong dan saling berbagi.Suatu saat ibu Rani sukses bisnisnya, yang kemudian membangun rumah, beli mobil dan sebagainya.Persamaan dengan suksesnya ibu Rani, meninggallah bapak ibu Dewi.Entah kenapa dengan tiada diduka dan di sangka ibu Dewi menyebarkan ke seluruh tetangga, bahwa bapaknya meninggal karena di buat "korban/tumbal" ibu Rani.Menangislah ibu Rani karena marah dan malu sama tetangga,sambil berkata pada semua orang"kalau emang katanya benar! Tuhan akan memindahkan hartaku padanya!(ibu Dewi)!Tapi kalau emang dia (ibu dewi)salah!selamanya dia takkan di beri harta!
Selang beberapa bulan, keluarga ibu Dewi berantakan, perceraian melanda mereka,segala yang mereka punya terjual sampai rumah kediaman mereka dan anak-anak mereka berantakan.Yang akhirnya mereka pergi keluar kota.
Bersedihlah ibu Rani kehilangan tetangga yang selama ini berarti dalam hidupnya.

Kisah Yuli;

Yuli seorang anak dari saudagar kaya. Suatu hari dia jatuh cinta sama pemuda yang ia tidak tahu darimana asal usulnya.Karena besar cintanya, apapun permintaan cowok ini di kabulkan.Sampai cowok ini minta di belikan mobil , dan ia kabulkan juga lewat tabungannya sendiri , tanpa sepengetahuan orangtuanya. Suatu saat cowok ini tiba-tiba menikah dengan perempuan lain. Hancurlah hati Yuli! dengan nada marah ia berkata "maling berkedok cinta!tak punya hati!tak punya rasa!moga kau lenyap dari bumi ini!

Selang beberapa minggu, Yuli dapat kabar bahwa cowoknya habis kerampok, seluruh harta benda mobil, tv di gasak habis, sampai baju-bajunya .Dan cowoknya luka parah kena siksaan rampok.
Mendengar keadaan mantan cowoknya, sedihlah hati Yuli. Bagaimanapun , dialah orang yang pernah membahagiakan hatinya.


Haruskah kita membuat marah/menyakiti orang lain, yang nantinya suatu saat akan kembali ke kita sendiri?
Haruskah orang lain terluka/celaka, karena ucapan-ucapan emosi kita?
Tidak bisakah kita saling menahan emosi demi keselamatan kita bersama?

Sekedar merenung.

14 komentar:

Anonim mengatakan...

Tuhan Maha mendengar, setiap perkataan adalah doa, bahkan dari benak hambanya pun Ia bisa mendengar dan mengetahui.

selalu berbaik sangka terhadap sesama dan mendoakan kebaikan pada semua orang.

bukan begitukan mbak ?

Anonim mengatakan...

amarah sering membawa bencana .. kesabaran mengalahkan segala-galanya

Anonim mengatakan...

@Fernando, mrpsycho

Yub, setuju!

~Srex~ mengatakan...

'mulut ku...harimau ku...'

Apakah itu suatu 'kutukan'...?
Apakah itu suatu 'karma'....?

Marilah menjaga mulut kita, menjaga pikiran dan hati kita....
dan....
Doa orang2 yg menderita, tertindas dan teraniaya...terdengar dg kerasnya di ATAS sana...

Anonim mengatakan...

@ srex aswinto

"menjaga mulut, pikiran dan hati" tepat sekali.
Rasulullah saw, mengatakan:"takutlah dengan do'a orang yang teraniaya/di zalimi,karena sesungguhnya antara do'a tersebut Allah tidak terdapat penghalang (HR Muslim).

Aku kira sulitnya pengendalian emosi manusia berdasarkan perbedaan sifat-sifat manusia itu sendiri.

Anonim mengatakan...

Ridho Allah adalah Ridho ortu.. :)

sweety mengatakan...

Seharusnyalah pemerintah dan masyarakat ostrali ber introspeksi atas kelakuan2 mereka selama ini yg seenaknya mendiskreditkan negara2 yg dicap mendukung terorisme..dibalik peristiwa kobongan itu pasti ada hikmahnya...
dan...hik...hik...hiks....aku sedih liat foto2 pohon yg terbakar...seandainya kayunya bisa kumanfaatkan untk bahan bakar tungku roti ku...ohh alangkah bermanfaatnya...xixixi..,aw

Anonim mengatakan...

tapi betapa sulitnya menjaga mulut ini..apalagi kalau org yg dihadapi keras kepala, gak mau diomongin, dan selalu melakukan kesalahan yg sama. Sabar juga pasti ada ujungnya. Berbahagialah mereka yg selalu bisa bersabar...

masichang mengatakan...

tidak semua orang doanya didengar.

namun doa ibu kepada anaknya akan langsung dikabul kan Allah.

Anonim mengatakan...

@yellashakti
Yub, betul my dear!

@Moerti
Kayunya juga ikut kobong, jadi abu dear moerti,.. hiks hiks.kapan-kapan share kuenya dong:)

@kucingkeren
Yub,tidak semua sesuatu bisa tercapai dengan mudah.Namun kita bisa berusaha mencobanya dari sedikit demi sedikit lewat kejadian yang kita alami sehari hari.

@mas Icang

Yub , benar.

Shanty Mahanani mengatakan...

Sabar itu kunci, cuma kadang susah praktiknyam apalagi kalau PMS tiba, kadang marah bikin lega...!

Anonim mengatakan...

@Shanty Mahanani
Heheh iya benar my dear,...meski kadang berakhirnya dengan sesal.Terlalu baik, sabar, mengalah juga kadang terindikasihakan "bodoh'.serba salah!

Anonim mengatakan...

sabar ada batasnya
memelihara kesabaran itu yang tidak terbatas

Tak perlu menahan marah
Yang perlu adalah mengatur kadar kemarahan

saat anda terlalu sabar maka marahlah
saat anda terlalu marah maka bersabarlah

"serba salah" hendaknya jangan sampai kehilangan arah.

dan kebakaran di ostrali (kata Moerti)memang parah,.....

Anonim mengatakan...

@bonjun

Thank you bonjun, very goog idea!